BOGOR, INFODESAKU – Hidroponik adalah sistem pertanian modern atau budidaya tanaman dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman.
Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit dari pada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah. Bercocok tanam dengan sistem ini terbukti jauh lebih mudah dilakukan ketimbang cara yang konvensional.
Seperti yang disampaikan Nemah Supini Ketua PKK Desa Mampir Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor saat berbincang-bincang dengan awak media disela-sela kegiatan penyemaian bibit dilokasi hidroponik samping kantor desa Mampir. Nemah menyatakan bahwa sistem hidroponik ini lebih efektif dengan proses pertumbuhan lebih cepat, bahkan hasil panen juga lebih maksimal.
“Hidroponik akan menjadi solusi bagi petani zaman sekarang, selain cara tanamnya lebih mudah hasil panenya juga lebih maksimal,” kata Nemah kepada awak media pada Selasa (6/9) di kantor Desa Mampir.
Nemah mengaku saat ini sedang mengembangkan sistem hidroponik dan sebagai langkah awal dia mencoba memanfaatkan lahan kosong samping kantor desa Mampir sebagai area edukasi penerapan hidroponik bersama Kelompok Wanita Tani (KWT) desa Mampir. Dalam kegiatan ini KWT dipandu oleh Mamad petani hidroponik yang sudah berhasil mengembangkan sistem ini di kebun rumahnya.
“Sistem hidroponik ini menjadi solusi pertanian yang efektif dan efisien untuk dikembangkan. Budidaya tanaman dengan cara hidroponik ini tidak membutuhkan lahan yang luas, bisa dengan memanfaatkan pekarangan rumah, asal dikelola dengan serius bisa menjadi sumber ekonomi,” ujar Ketua PKK yang juga istri dari Asep Supini Kepala Desa Mampir.
Sementara itu ditempat yang sama, Mamad selaku tutor hidroponik desa Mampir menjelaskan secara terperinci bahwa bagian terpenting dalam pertanian adalah pasar. Hasil panen yang berlimpah jika tidak ditunjang dengan kebutuhan pasar juga akan menjadi masalah.
“Secara efektif penanaman sayuran hidroponik harus menyesuaikan dengan kebutuhan pasar. Seperti saat ini saya sudah menjalin kerjasama dengan salah satu swalayan sebagai buyer. Tidak semua jenis sayuran yang bisa ditampung oleh swalayan, contoh saat ini permintaan yang ada itu untuk sayuran sawi pahit, pakcoy putih dan bayam merah. Jadi, kita lakukan penanaman jenis sayuran sesuai permintaan pasar,” terang Mamad.
Sebagai petani, lanjut dia, kita harus memperhatikan prosfek pasar, semua jenis sayuran bisa ditanam secara hidroponik tapi terkait pasar harus menyesuaikan.
“Ada beberapa jenis tanaman sayuran yang populer dikembangkan secara hidroponik seperti selada, bayam, kangkung, sawi, seledri dan pakcoy. Dari jenis tanaman ini mana yang diminta pihak buyer maka itu yang kita budidayakan,” sebut Mamad yang juga merupakan staff di kantor pemerintahan desa Mampir.
Baik Nemah maupun Mamad keduanya seirama melalui Kelompok Wanita Tani desa Mampir yang diketuai oleh Desi untuk terus berupaya mengembangkan pertanian dengan hidroponik serta siap menjalin kemitraan dengan kelompok tani lainnya.
Tidak ada alasan untuk berhenti bertani meski lahan pertanian saat ini mulai terkikis habis maka hidroponik solusinya. Dengan kreatifitas penyusunan rak media tanam hidroponik maka pekarangan rumah atau lahan yang sempitpun bisa menjadi ladang pertanian.
Laporan : red