BOGOR, INFODESAKU – Desa Sukatani, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, adalah salah satu desa yang tingkat penulan Virus Corona paling rendah diwilayah Sukaraja. Salah satu faktor penyebab rendahnya penularan didesa ini karena mayoritas mata pencaharian warganya adalah bercocok tanam dan bertani, sehingga warga sangat jarang keluar desa berinteraksi dengan orang banyak, mereka keluar hanya untuk membeli kebutuhan pokok atau membeli kebutuhan sarana pertanian. Selain itu, warga Desa Sukatani selalu disiplin menjalankan protokol kesehatan dalam beraktifitas.
Hal ini diungkapkan Babinsa Desa Sukatani, Koptu Edi Gunawan ketika bertugas mengawasi kegiatan warga desa saat pemberlakuan program PPKM diwilayah yang menjadi binaannya.
” Angka penularan virus corona disini sangat kecil, ini karena pekerjaan warga desa yang mayoritas petani sehingga jarang sekali warga yang berinterksi keluar desa, mereka lebih sering ke sawah atau ke kebun untuk bercocok tanam. Walaupun demikian, bukan berarti mereka aman dari ancaman penularan virus corona, resiko tertular pasti ada dari pendatang dari luar desa yang kemungkinan membawa virus,” ungkap Koptu Edi.
Disiplin menjalankan protokol kesehatan, lanjut ia, harus tetap dipatuhi warga desa saat beraktifitas. Memakai masker adalah salah satu cara yang efektif menangkal penularan virus. Sebagai Satgas Penanganan Virus Covid -19 sosialisasi dan edukasi tentang bahaya virus serta cara penangananya terus kita berikan kepada warga desa.
” Sebagai satgas covid-19, kami bersama petugas penanganan covid lainnya selalu memberikan edukasi serta sosialisasi tentang ancaman virus serta cara mengatasinya. Kegiatan masyarakat yang menimbulkan kerumunan kita himbau agar ditiadakan sementara agar tidak terjadi cluster baru penularan virus,” ujarnya.
Tambah Babinsa Sukatani, disiplin yang tinggi warga desa dalam menjalankan protokol kesehatan sangat diperlukan, agar sebaran virus tidak semakin banyak serta mata rantainya terputus. Warga Desa Sukatani tidak ada yang tertular lagi, semuanya bebas dari Covid-19.
Laporan : AJH
